Pengemis di Jembatan Semanggi dan Pesawat kepresidenan


Kemaren sore sepulang ketemuan seorang kawan di plaza semanggi saya melewati jembatan penyeberangan ke arah menara BRI. begitu turun ada beberapa orang pengemis seperti biasa berjejer di jembatan tersebut. tapi begitu saya amati, ada yang sangat mengusik pikiran saya ada 1 orang ibu ditemani 3 anak balita, yang pertama berumur sekitar 6 tahun, yang ke -2 sekitar 3 tahun dan yang terakhir berumur sekitar 1 tahun atau kurang.

Ketiga anak tersebut dalam kondisi menyedihkan dan yang paling memprihatinkan tentu saja yang paling kecil, ditengah angin dingin dan agak gerimis kecil pasti angin malam akan menusuk tulang dan sangat tidak baik bagi seorang anak dibawah 1 tahun. anak tersebut menangis keras, mungkin karena kedinginan atau kehausan dan kelaparan atau bisa jadi sedang sakit, atau mungkin kombinasi ketiga nya?

Duh gusti, pengen nangis rasa nya melihat pemandangan seperti itu, si ibu hanya bisa diam dengan ketidak berdayaan kebutaanya, dan kedua anak lainnya juga hanya bisa terdiam. hampir tidak percaya saya melihat betapa ada sebagian masyarakat yang harus terpinggirkan dengan begitu menyedihkan ditengah berita gegap gempita pesawat kepresidenan seharga 800 milyar. padahal jarak antara istana dimana sang presiden super mewah itu dengan jembatan penyeberangan semanggi tidak sampai 50 Km, bahkan sang presiden bisa jadi tiap hari dengan dikawal vorijdeer melintasi kolong jembatan penyeberangan semanggi ini.

 Tentu saja yang mulia bapak presiden tidak perlu menggunakanjembatan penyeberangan seperti saya karena sudah duduk manis di mobil RI 1 dan dikawal vorijdeer, mobil yang pasti nyaman jauh lebih nyaman dari metromini, apalagi sebentar lagi bisa bepergian dengan jet pribadi seharga hampir 1 trilyun.

saya hanya bisa membayangkan saat para pejabat kita termasuk bapak presiden dan bapak mentri mentri nya ini baru pakai mobil saja mata nya sudah luput dari realitas keseharian dimana ada banyak ketidak berdayaan kaum miskin kota, gimana nanti kalau lebih sering bepergian dengan jet pribadi?
ealah itu tiap hari melintasi tempat yang sama juga ternyata hal hal seperti ini tidak terlihat?

oooh barangkali saya saja yang terlalu lebay, tentu saja bapak bapak yang mulia ini sudah sangat paham dan sudah memikirkan grand design mengatasi masalah sosial seperti ini. "kamu saja sok tahu, ilmu nya belum sampe" paling gitu kali ya dalam benak para pejabat ini.

hahahaha..... saya hanya bisa tertawa saja. memang wawasan saya juga mungkin sempit, tapi logika sehat saya mengatakan bahwa yang ada dalam otak pejabat kita kayaknya bukan gitu deh, hal ini bisa dilihat bagaimana cara hidup mereka kok. gimana mau mikirin negara dan masyarakat secara sungguh sungguh kalau cara menggunakan APBN saja sudah mirip mirip orang kelaparan 10 tahun terus nemu nasi? seandainya yang mulia bapak presiden republik indonesia hidup seperti ahmadinedjad, mungkin saya akan sangat percaya 100 % kalau bapak presiden memikirkan rakyat. tapi kalau harga kursi jet kepresidenan saja sudah seharga 2 SD inpress, keyakinan saya kok dibawah nol persen yah. apa saya salah?

saya garuk garuk kepala saat nulis blog ini, dan masih tidak yakin kalau pejabat kita termasuk presiden dan dpr benar benar memikirkan rakyatnya. kalau gaya hidup hedon dan aji mumpung dipertontonkan secara seronok, ditengah seorang (mungkin ribuan) balita yang harus menangis keras di jembatan penyeberangan yang dingin dan derai gerimis?

kelompok miskin seperti ini sungguh tidak berdaya dan hampir mustahil menyerahkan mekanisme alamiah agar mereka bisa bangkit dan mengubah nasib. harus ada upaya dari luar untuk mengentaskan mereka. bukan dengan membiarkan begitu saja lantas bermewah mewahan.

besok lusa saya akan ke jembatan semanggi lagi, mungkin saya hanya bisa menyumbangkan recehan buat sekedar meringankan si balita, entahlah berguna atau tidak, saya tidak paham, saya hanya juga tidak berdaya untuk bisa melakukan hal lain selain itu saja, mungkin seperti si ibu buta dan ke 3 balita nya yang sangat tidak berdaya menghadapi kehidupan jakarta.

Jakarta 29 Feb 2012


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN BURUK BERRSAMA LEASING DARMATAMA